REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Lembaga Khusus Dakwah (LDK) PP Muhammadiyah, Muhammad Ziyad, menilai langkah Kementerian Agama (Kemenag) merilis 200 nama mubaligh atau pendakwah yang direkomendasikan, itu kurang tepat. Sedangkan yang lainnya, yang tidak termasuk dalam daftar tersebut, seakan-akan sebaliknya. Padahal, ribuan mubaligh di luar daftar tersebut tergolong hebat dan memenuhi ketentuan Kemenag. Misal ada tokoh hebat dengan kemampuan lima bahasa tapi di daftar itu hanya ditulis satu bahasa saja," ucap dia. Karena itu, menurut Ziyad, wajar saja bila daftar 200 mubaligh itu menuai kontroversi.
Source: Republika May 20, 2018 08:26 UTC