MUI mengimbau masyarakat tidak menjadikan rekomendasi Kemenag sebagai polemik. REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Majelis Ulama Indonesia menilai rekomendasi 200 nama mubaligh Kementerian Agama (Kemenag), bukan sebuah keharusan yang harus diikuti. Zainut mengungkapkan, berdasarkan penilaian Kemenag, rekomendasi tersebut dinilai memenuhi tiga indikator, yaitu memiliki kompetensi tinggi terhadap ajaran Islam. Namun demikian, MUI meyakini masih banyak nama-nama ulama, kiai atau mubaligh yang belum tercatat, dan itu tidak berarti mubaligh tersebut tidak memenuhi tiga kategori di atas," katanya. Untuk itu, MUI mengimbau masyarakat tidak menjadikan rekomendasi Kemenag sebagai polemik, tetapi rekomendasi tersebut dapat disikapi dengan bijaksana.

Source: Republika May 19, 2018 11:26 UTC