JawaPos.com - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menilai pemahaman masyarakat Indonesia terhadap perencanaan keuangan masih rendah. Sardjito mengutip survei literasi dan inklusi keuangan 2016 yang menunjukkan bahwa 67,8 persen masyarakat menggunakan produk dan layanan keuangan, tetapi hanya 29,7 persen yang paham. Namun, hanya 12,6 persen yang menyiapkannya untuk dana pendidikan anak dan 6,3 persen memiliki tujuan keuangan untuk persiapan pensiun. ’’Semua itu menunjukkan bahwa pemahaman masyarakat Indonesia terhadap perencanaan keuangan masih sangat rendah,’’ tambahnya. Selain itu, orang tua diharapkan mulai menyusun perencanaan keuangan yang tepat untuk biaya pendidikan anak-anak,’’ tutur Elin.
Source: Jawa Pos October 23, 2017 13:07 UTC