Namun, dalam kesepakatan dagangnya dengan Trump, Seoul justru meningkatkan impor gas alam cair atau liquefied natural gas (LNG) dari AS. “Jika kita hanya mengganti pembangkit batu bara dengan LNG, keluarnya batu bara tidak benar-benar menghasilkan transisi hijau, melainkan sekadar memindahkan ketergantungan dari batu bara ke gas,” ujarnya. Berdasarkan data IEA, energi terbarukan hanya menyumbang 7 persen dari total produksi listrik Korsel pada 2023 dan meningkat menjadi 10,5 persen tahun lalu. “Kami akan bertransisi ke sistem energi baru yang berfokus pada energi terbarukan dan nuklir, sambil menghapus batu bara,” kata Kim Sung-hwan. “Risikonya besar, Korea Selatan perlu mempercepat pengembangan energi terbarukan dan mengurangi ketergantungan tinggi pada industri bahan bakar fosil,” katanya.
Source: Republika December 31, 2025 01:31 UTC